Warga Karangjati Mendapatkan 30 Alat Komposter dari UIN Walisongo Semarang
Warga Karangjati Mendapatkan Alat Komposter dari UIN Walisongo Semarang
Sabtu, 3 September 2022 pukul 09.00 s/d selesai telah diadakan acara Focus Group Discussion (FGD) : Pengenalan Komposter Sederhana POC+ dan Managemen Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dan Penyerahan Alat Komposter. Kegiatan ini diadakan oleh Tim UIN Walisongo Semarang yang diketuai oleh Eko Purnomo, M.Si bekerjasama dengan Pemerintah Desa Karangjati.
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, UIN Walisongo Semarang melalui programnya mengadakan acara ini. Kepala Desa Karangjati Bapak Agus Suprihanto turut memberikan sambutannya supaya kegiatan ini harus terus ditingkatkan, dan ditindaklanjuti secara serius untuk kepentingan masyarakat Desa Karangjati Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
Pemateri acara ini adalah Ibu Tri Rusyatimah dari BPP Kecamatan Kemranjen dan Bapak Nur Fauzi Zen, S.P. dari Pemerintah Desa Karangjati.
Ibu Gotri panggilan akrab dari ibu Tri Rusyatimah menyampaikan dalam Pengelolaan limbah rumah tangga terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yang pertama yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), yang tentu dengan perlakuan penanganan yang berbeda-beda. Dalam hal ini ibu Gotri lebih intens dalam penanganan sampah organik karena sinergi dengan kegiatan ini dengan menggunakan Alat Komposter Sampah Organik yang telah disediakan oleh Tim UIN Walisongo Semarang yang akan dibagikan kepada Warga Desa Karangjati.
Untuk penggunaan Alat Komposter ini disampaikan oleh bapak Fauzi sapaan akrab bapak Nur Fauzi Zen, S.P. . Untuk penggunaan alat ini sangatlah mudah yaitu dengan memanfaatkan sisa sayuran/makanan dari dapur rumah tangga. Sisa sayuran /makanan tersebut dirajang kecil-kecil dahulu sebelum dimasukkan alat komposter lalu siapkan air satu liter yang sudah dicampur dengan cairan EM4/Molase/Tetes Tebu/Gula Pasir yang dicairkan sebanyak 1-3 tutup botol. Langkah selanjutnya masukkan campuran air satu liter dan EM4 tersebut ke dalam botol semprot/spray lalu semprotkan secara merata ke sisa sayuran/makanan, sesudah tercampur rata baru dimasukkan ke dalam alat komposter, dengan perlakuan yang sama setiap hari. Setelah 2 minggu - 2 bulan berlalu, warga bisa membuka kran di alat komposter untuk mendapatkan cairan pupuk organik yang bisa langsung digunakan untuk memupuk berbagai tanaman, mulai dari tanaman padi hingga aglonema. Dengan alat ini kita bisa membuat pupuk sendiri yang berkualitas dengan tanpa biaya / murah meriah.
Pak Agus juga menambahkan, saat ini harga pupuk kimia semakin melambung tinggi sedangkan kita bisa membuat pupuk organik sendiri. Maka dari itu untuk meminimalisir ketergantungan masyarakat ke pupuk kimia, warga dianjurkan untuk menggunakan alat ini dengan sebaik-baiknya.
Mari bikin pupuk sendiri..!!!